Apr 13, 2009

Sekilas tentang Options

Options adalah kontrak yang memberi hak kepada pemiliknya untuk membeli (Call Options) atau menjual (Put Options) suatu aset pada harga yang ditetapkan sekarang (K=Strike Price). Hak ini berlaku sampai jangka waktu yang telah ditetapkan (T=Time to Maturity).

Berapa harga (Call Premium) dari Call Options yang harus bayar untuk memperoleh hak ini? Salah satu model yang biasa digunakan praktisioner untuk mengetahui nilai wajar dari kontrak opsi ialah Black-Sholes model. Bagi yang tertarik silakan diliat.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai dari Call Options.

  1. Harga saham sekarang (S0). Semakin tinggi harga saham sekarang, semakin tinggi nilai options => common sense.
  2. Harga saham yang bisa beli di masa akhir tempo atau strike price (K) . Semakin tinggi strike price semakin rendah nilai dari options => common sense.
  3. Jangka waktu sampai masa jatuh tempo. Semakin lama hak-nya semakin tinggi nilai dari options tsb.
  4. Volatilitas saham (seberapa besar pergerakan dari saham) . Saham yang bergejolak akan memiliki nilai options yang tinggi. Kenapa? Karena kalau tiba-tiba bergejolak dan harganya melambung tinggi, maka pemegang options akan untung besar. Kalau tiba-tiba saham bergejolak dan harganya menukik jatuh, pemegang options hanya rugi sebesar call premium yang telah dibayar di awal.
  5. Risk free rate (bunga bank sentral). Umumnya semakin tinggi bunga bank, semakin kecil nilai dari options karena uang premium yang dibayar sekarang bisa ditabung dan dapat bunga yang besar.
  6. Besarnya dividen yang kira-kira akan dibagikan sebelum masa jatuh tempo. Pemegang options tidak menerima dividen sedangkan harga saham sekarang memperhitungkan dividen yang munkin akan diberikan. Ketika dividen dibayar, harga saham turun kira-kira sebesar dividen dan pemegang saham menerima dividen. Karena harga saham akan turun jika dividen dibayar, maka nilai dari options juga turun. Jadi semakin besar dividen yang akan dibayar semasa options berlaku, semakin kecil nilai dari options.

Contoh: Abe membeli Call Options untuk membeli saham TMPI di strike priceRp2500 per lembar yang akan jatuh tempo 1 bulan lagi. Misal sekarang TMPI di pasar dihargai Rp2200.

Dalam 1 minggu ke depan, misalnya TMPI naik ke Rp2800, Abe bisa meng-excercise Call Options-nya dengan membeli saham TMPI di harga Rp2500. Kalau tidak ingin meng-exercise, Abe juga bisa menjual Call Options-nya kepada orang lain dengan harga paling tidak Rp 300 (Rp2800-Rp2500 + premium). Secara teori, hal optimal yang harus Abe lakukan adalah menjual Call Options-nya kepada orang lain dengan untung lebih besar dari Rp 300 dari pada meng-exercise dengan membeli saham di harga Rp2500 dan langsung menjualnya di Rp2800. Tentu saja dia bisa tetap memegang Call Options dan tidak berbuat apa-apa karena masa berlaku Call Optionsnya baru lewat 1 minggu.

Dalam 1 minggu ke depan, misalnya TMPI turun ke Rp1800, Abe bisa tetap memegang Call Options-nya dan tidak perlu meng-exercise Optiosnya untuk membeli TMPI di harga Rp2500 karena kalau dia bisa membeli dengan lebih murah di pasar. Dia juga bisa menjual Call Options kepada orang lain (tentu nilai Call Options yang dia bisa jual sudah turun dan lebih murah dari yang dia beli dulu).

Misalnya di akhir bulan, yaitu masa jatuh tempo, TMPI berada di level Rp 2900. Maka Abe sewajarnya akan meng-exercise Call options-nya dan membeli TMPI di harga Rp2500. Kalau mau dia bisa langsung jual ke pasar dan untung Rp400 per saham.

Misalnya di akhir bulan, yaitu masa jatuh tempo, TMPI berada di level Rp 2100. Maka Abe sewajarnya tidak akan meng-exercise Call options-nya. Call Options-nya hangus.

Pertanyaan umum: Apa bedanya Options dan Warrant?

  • Warrant adalah sejenis options di mana pihak yang mengeluarkan bukanlah pihak yang mengeluarkan aset. Contoh: Deutsche Bank mengeluarkan warrant untuk saham TMPI dengan harga XXXX. Warrant diperjual belikan di pasar modal.
  • Options biasanya digunakan untuk kontrak opsi yang dikeluarkan oleh pihak yang mengeluarkan aset itu sendiri. Contoh: Manajemen TMPI mengeluarkan options kepada CEO-nya untuk membeli saham TMPI dengan harga XXXX. Options di kasus ini tidak diperjual belikan di pasar modal.
  • Istilah Options juga biasa dipakai untuk menyebut “warrant” yang dikeluarkan oleh exchanges (e.g. CBOE). Options di kasus ini diperjual belikan di pasar modal.

Menurut sebuah postingan yang sempat saya baca mengenai Options, ada banyak hal yang harus dipertimbangakan sebelum kita memutuskan untuk terjun kedalamnya, diantaranya sebagai berikut :

  • Untuk untung dalam bermain options, kita tidak hanya perlu benar dalam memprediksi arah pergerakan aset, tapi aset harus bergerak sesuai arah yang kita prediksi paling tidak sebesar options premium yang kita bayar.
  • Setiap hari, nilai time premium options berkurang walaupun harga aset tetap dan volatilitas tetap. Ini namanya time premium yang terkikis setiap hari. Bayangkan options sebagai sebuah asuransi dengan jangka waktu terbatas. Kalau tidak ada apa-apa, maka nilai asuransi itu akan berkurang terus setiap harinya sampai hangus.
  • Untuk pasar options yang tidak likuid, biaya transaksi bisa sangat besar.
  • Seperti kontrak derivatif lainnya, Options is a zero sum game. Yang ada hanyalah perpindahan uang dari penjual/ pembeli kontrak ke pembeli/ penjual kontrak. Kalau menghitung komisi dan biaya transaksi, Options is a negative sum game.
  • Sekitar 70% atau lebih options hangus tak bernilai di masa akhir tempo.
  • Kebanyakan yang sukses di pasar options adalah mereka yang MENJUAL options dan diversifikasi. Kalau satu options ternyata harus rugi besar (karena harus membayar pembeli yang prediksinya benar), masih banyak options-options lain yang hangus. 
  • Salah satu cara menggunakan options yang lebih bijak adalah menggunakannya dengan kombinasi dengan saham dalam bentuk Covered Call atau Buy Write strategy.  Akan tetapi kalau Anda yakin benar bahwa salah satu saham akan bergerak ke satu arah dengan gerakan yang cukup besar karena informasi privat, maka belilah options sebanyak-banyaknya… 

No comments: